Menjelang istirahat di sebuah kursus pelatiahan, sang Motivator mengajak  para peserta untuk melakukan suatu permainan. " Siapakah orang yang  paling penting dalam kehidupan Anda ? ", tanyanya., lalu Motivator itu  menunjuk salah seorang wanita cantik bernama Nisa.
Nisa diminta  maju menuliskan 20 nama orang yang paling berharga dalam kehidupannya.  Nisapun kemudian menuliskan 20 nama di papan tulis, ada nama tetangga,  teman belajar, saudara, orang tua dan orang-orang tercinta lainnya.
Kemudian  sang motivator meminta mencoret satu nama yang dianggap kurang penting,  nisa mencoret nama tetangganya, lalu motivator itu menyilahkan mencoret  satu nama lagi yang kurang penting, sekarang Nisa mencoret nama teman  belajarnya.
Begitu seterusnya sampai pada akhirnya di papan tulis  tersisa 5 nama yaitu Ayahnya, Ibunya, kakeknya, neneknya dan nama  suaminya. Suasana kelas mendadak sunyi, semua peserta pelatihan  memusatkan perhatian kepada sang Motivator, menebak-nebak  intruksi  selanjutnya dari sang motivator itu. Di tengah keheningan sang motivator  berkata " coret dua nama lagi ! ", dengan tangan gemetar Nisa dan  gelisah diangkatnya spidol kemudian mencoret nama Ayah dan Ibunya.
Seketika  itu pun pecah isak tangis di kelas demikian juga Nisa yang mengeluarkan  buliran air mata membasahi pipinya seolah mengingat sesuatu yang cukup  menyakitkan, kemudian dia coret juga nama kakek neneknya dan hanya  tertinggal nama suaminya, lalu dia bergegas kembali ke tempat duduk  karena tidak mampu menahan tangis.
Setelah suasana sedikit  tenang, sang motivator itu lalu bertanya : " orang yang berharga dalam  hidup Anda bukan kedua orang tua Anda ? orang tua yang melahirkan dan  membesarkan Anda, kakek nenek yang mengasihi dan menyayangi Anda,  sedangkan suami masih bisa dicari lagi apalagi Anda masih cukup muda.  Mengapa Anda memilh sosok suami sebagai orang yang paling berharga ?  boleh Anda maju lagi menjelaskannya ! ".
Semua mata tertuju  kepada Nisa, wanita cantik yang sekarang berada di depan kelas, sambil  terisak Nisa bercerita : " semenjak aku kecil sampai aku dewasa tidak  pernah aku rasakan ciuman cinta dari papa dan mamaku, yang aku terima  dari mama hanyalah cacian dan kata-kata yang menyakitkan, kamu bego,  kamu bodoh, tolol dan lain-lain, dan ketika aku masih usia SD sebuah  putung rokok papa mendarat di pahaku serta kekerasan fisik lain yang  susah aku lupakan sampai sekarang, bersyukur aku punya kakek nenek yang  sangat menyayangiku sebagai tumpuhan segala penderitaanku, namun sayang  kakek meninggal sejak aku masih kecil sedangkan nenek tinggal cukup jauh  dari rumahku ", mendadak suasana kelas semakin gaduh dengan isak tangis  demikian juga air mata Nisa yang semakin deras berjatuhan.
Setelah  suasana tangis di kelas mereda, sang motivator kembali bertanya : "  lalu ada apa dengan suami Anda begitu berharga dalam hidup Anda ? ",  Nisa tiba-tiba  tersenyum, : " ketika hidupku diambang jurang kehancuran  dan nista, dia hadir memenuhi relung-relung jiwaku yang sudah sekian  lama hampa, dia membimbingku dan menunjukkan jalan yang lurus, dia  membangkitkan semangat belajarku yang telah punah dan mengantarku meraih  gelar sarjana, dia memotivasi aku dan memberikan kepadaku Visi Hidup  menuju sukses di masa depan, Aku bersyukur bertemu dengan suami yang  sangat perhatian dan selalu memahami problematikan hidupku, sehingga aku  tidak lagi mendendam dengan kedua orang tuaku ".
Thank You Allah,
I Love You my husband forever
Mama, Papa, I am Sorry if I must far your life.
for You All, I am not as your thoughts
Tidak ada komentar:
Posting Komentar