“ Demi Waktu, Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam  kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh  dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati  supaya menetapi kesabaran “ ( Q.S.Al-Ashr ).
Sahabat Rumah Yatim Indonesia yang dirahmati Allah SWT,
Dikisahkan,  dibawah sebuah pohon yang rindang, tampakak sekelompok  anak-anak  sedang menyimak pelajaran yang diberikan oleh seorang guru, uniknya,  diantara anak – anak itu terlihat seorang kakek duduk bersama mereka,  ikut menyimak pelajaran yang diberikan oleh sang guru, kejadian aneh itu  ternyata menarik perhatian pemuda yang kebetulan melewati tempat  tersebut. Sesuai pelajaran, pemuda yang penasaran tadi menghampiri sang  kakek, bertanyalah dia kepada si kakek: “kek, apakah kakek seorang guru?
“bukan…….., jawab si kakek
“kalau bukan guru, mengapa kakek ikut duduk bersama anak-anak tadi?” si pemuda tambah penasaran
“apa salahnya duduk dengan anak – anak itu? Ketahuilah aku tadi sedang belajar dengan anak – anak itu,”
Lho”  pelajaran tadi kan untuk anak-anak….., bukan untuk orang tua seperti  kakek. Memangnya berapa umur kakek? Kok tidak malu belajar bersama  dengan anak-anak itu?”
“umur ku tahun ini tepat sepuluh tahun…” jawaba si kakek itu sambil tersnyum.
“  ah…, kakek bercanda kalau menurut perkiraan k,paling umur kakek sudah  70-an tahun…….” Si pemuda menebak sambil tetap penasaran.
Hahhahhahahh,  tebakan mu benar anak muda. Bila dihitung dari saat aku lahir hingga  saati ini, umurku memang 70 tahun. Tetapi 60 tahun yang telah ku lewati  janganlah dihitung. Yang benar-benar dapat dihitung adalah kehidupanku  yang sepuluh tahun terakhir ini,” jawab si kakek penuh misteri.
Si pemuda pun makin dibuat bingung oleh penjelasan kakek tua tadi.” Mengaapa masa 60 tahun itu tidak dihitung? Apa artinya ?
Sambil  menghela napas panjang si kakek menjawab,” sejak kecil sampai usia 20  tahun, seharusnya itulah waktu terbaik untuk belajar. Tapi aku gunakan  waktu itu hanya untuk bermain dan bersantai-santai.sebab  semua  keinginan dan kebutuhan  disediakan berlimpah –limpah oleh orangtuaku.  Lalu 20 tahun berikutnya waktu yang seharusnya berjuang dan meniti  karir,. Maka aku gunakan untuk berfoya-foya dan menghabiskan harta orang  tuaku. Dan 20 tahun ketiga, waktu yang seharusnya untuk mengumpulkan  tabungan masa pansiunku, malah ku gunakan untuk bertamasya tak karuan  tujuanya. Semua harta yang tersisa kuhambur hamburakan karena aku hanya  mengejar kesenangan sesaat. Coba pikir, bukanlah 60 tahun yang telah kul  lewati itu sia sia belaka?’
“bagaiman dengan sepuluh tahun terakhir?
Dengan  mata berkaca-kaca si kakek berkata, “sepuluh tahun terakhir ini aku  baru sadar, bahwa 60 tahun  hidupku telah kulalui tanpa makan, tanpa  tujuan, dan tanpa cita-cita… aku sudah bangkrut, jatuh miskin, sebatang  kara, tidak punya teman yang bisa membantu, dan hanya hidup dari belas  kasihan orang lain. Tetapi sejak kesadaran itu muncul, aku merasa  seperti baru lahir kembali dan memutuskan untuk belajar hidup dari awal  lagi,” setelah berhenti sejenak si kakek meneruskan kata katanya “ anak  muda… jangan meniru  seperti apa yang telah aku jalani. Karena, waktu  adalah modal utama yang dimiliki setiap manusia. Pergunakanlah dengan  sebaik-baiknya untuk belajar, berusah, dan berkarir. Gunakan waktumu  untuk tujuan yang mulia, maka kelak di hari tuamu kau akan merasa  bahagia. Kaerena kehidupanmu bukan hanya berguna bagi diri mu sendiri,  tetapi juga harus berarti bagi orang lain.’
Sahabat ,
Kisah  tadi sungguh menggambarkan sebuah perlajanan hidup yang sangat sia-sia  dan tidak berguna. Ini merupakan pelajaran berharga bukan saja untuk  anak – anak dan orang muda, tapi juga untuk kita semua. Jangan sampai  kita menyia – nyiakan waktu selagi kita memilikinya. Apalagi saat kita  masih berkemampuan penuh meraih segala sesuatu yang kita inginkan, yang  terbaik buat hidup kita. Waktu adalah modal utama dan kekayan yang  paling berharga yang dimiliki setiap orang. Maka tak salah jika ada  ungkapan, times is money. Atau ungkapan yang lebih bernilai adalah, TIME  IS LIFE. WAKTU ADALAH  NYAWA dan apa yang didapat dalah hidup itu  ditentukan oleh sang waktu. Semua orang memiliki waktu yang sama 24 jam  dalam sehari  semalam, meskipun demikian, apa yang didapat maupun  dihasilkan oleh setiap individu tidaklah sama. Orang – orang tertentu  bisa mendapatkan penghasilan puluhan hingga ratusan juta dan berbagai  Amal Sholeh yang sangat prestatif, sementara orang – orang  lainya   hanya mendapat kan puluhan hingga ratusan ribu belaka dengan Amal Sholeh  yang biasa saja. Dalam jangka waktu yang sama, sejumlah orang dapat  melakukan berbagai kegitan strategis, tetapi orang – orang lainya justru  membunuh waktu dan melakukan hal tidak bermanfaat.
Orang  –orang yang memiliki kebiasan hidup efektif biasanya mampu mendapatkan  manfaat dan nilai tertinggi dari waktu yang dimikinya. Merekalah orang –  orang yang sukses alias the winner. Sebaliknya orang –orang yang  kebiasaan hidupnya tidak efektif, pasti hanya mendapatkan sedikit  manfaat dari waktu yang dimikikinya. Mereklah orang – orang yang gagal  alias the loser.
Jangan pernah menunda beramal Sholeh, karena kebanyakan manusia menyesal ketika batas waktu kehidupan telah berakhir.
"Dan,  jika kamu (Muhammad) melihat ketika mereka dihadapkan ke neraka, lalu  mereka berkata, 'Kiranya kami dikembalikan (ke dunia) dan tidak  mendustakan ayat-ayat Rabb kami, serf a menjadi orang-orang yang  beriman', (tentulah kamu melihat suatu peristiwa yang mengharukan).  Tetapi (sebenarnya) telah nyata bagi mereka kejahatan yang mereka dahulu  selalu menyembunyikannya. Sekiranya mereka dikembalikan ke dunia,  tentulah mereka kembali kepada apa yang mereka telah dilarang  mengerjakannya. "(Al-An'am: 27-28)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar