sesungguhnya kemelaratan, kelaparan, dan segala macam bentuk  kesulitan dan ujian lainnya tidaklah punya arti apa-apa dibandingkan  ketika kita sukses meraih KUNCI SORGA lalu kita melangkah menuju  PINTUNYA dan……. cekreeeck, terbukalah Pintu segala kenikmatan yang abadi  selamanya.
------------
Tidak seperti biasanya, hari itu  Ali bin Abi Thalib pulang lebih sore menjelang asar. Fatimah binti  Rasulullah menyambut kedatangan suaminya yang sehari suntuk mencari  rezeki dengan sukacita. Siapa tahu Ali membawa uang lebih banyak karena  kebutuhan di rumah makin besar.
Sesudah melepas lelah, Ali  berkata kepada Fatimah. "Maaf sayangku, kali ini aku tidak membawa uang  sepeserpun."Fatimah menyahut dengan senyum manisnya, "Memang yang  mengatur rezeki tidak duduk di pasar, bukan? Yang memiliki kuasa itu  adalah Allah Ta'ala." "Terima kasih," jawab Ali. Matanya memberat  lantaran istrinya begitu tawakal. Padahal persediaan dapur sudah ludes  sama sekali. Tapi Fatimah tidak menunjukan sikap kecewa atau sedih.
Ali  lalu berangkat ke masjid untuk menjalankan salat berjama'ah. Sepulang  dari sholat, di jalan ia dihentikan oleh seorang tua. "Maaf anak muda,  betulkah engkau Ali anaknya Abu Thalib?"
Áli menjawab heran. "Ya betul. Ada apa, Tuan?''
Orang  tua itu merogoh kantungnya seraya menjawab, "Dahulu ayahmu pernah  kusuruh menyamak kulit. Aku belum sempat membayar ongkosnya, ayahmu  sudah meninggal. Jadi, terimalah uang ini, sebab engkaulah ahli  warisnya."
 Dengan gembira Ali mengambil haknya dari orang itu sebanyak 30 dinar.
Tentu  saja Fatimah sangat gembira memperoleh rezeki yang tidak di  sangka-sangka ketika Ali menceritakan kejadian itu. Dan ia menyuruh  membelanjakannya semua agar tidak pusing-pusing lagi merisaukan  keperluan sehari-hari.
Ali pun bergegas berangkat ke  pasar. Sebelum masuk ke dalam pasar, ia melihat seorang fakir menadahkan  tangan, "Siapakah yang mau menghutangkan hartanya untuk Allah,  bersedekahlah kepada saya, seorang musafir yang kehabisan bekal di  perjalanan." Tanpa pikir panjang lebar, Ali memberikan seluruh uangnya  kepada orang itu.
Ketika Ali pulang, Fatimahpun keheranan  melihat suaminya tidak membawa apa-apa, Ali menerangkan peristiwa yang  baru saja dialaminya. Fatimah, masih dalam senyum, dan berkata,  "Keputusan kanda adalah yang juga akan saya lakukan seandainya saya yang  mengalaminya. Lebih baik kita menghutangkan harta kepada Allah daripada  bersifat bakhil yang di murkai-Nya, dan menutup pintu surga buat kita."
Subhaanallah !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar