Kamis, 13 Januari 2011

GLOBAL MIGRASI, GRAMATUR, DENSITAS DAN KETAHANAN JATUH


Global migrasi menyatakan jumlah senyawa dalam kemasan yang termigrasi (terlarut) dalam produk yang dikemas. Dalam praktikum penentuan Global Migrasi ini sampel yang digunakan adalah bungkus permen, plastik gula, plastik roti, dan mika. Beker glass yang sudah terisi simulan masing-masing aquadest dan asam asetat 4% dipanaskan sampai suhu 600 C, sampel dimasukkan ke dalamnya dan didiamkan selama 30 menit, kemudian sampel dikeluarkan dan pelarut diuapkan. Setelah semua pelarut menguap, beker glass dioven pada suhu 1050 C selama 2 jam, didinginkan dalam desikator dan timbang sampai berat konstan. Besarnya Global Migrasi dapat diketahui setelah diperoleh selisih penimbangan akhir dan penimbangan awal.
Mc Guiness (1985) melaporkan bahwa semakin panas bahan makanan yang dikemas, semakin tinggi peluang terjadinya migrasi zat-zat plastik kedalam makanan. Meskipun polimer karena besarnya molekul jarang mengalami migrasi, tetapi beberapa oligomer dengan berat molekul kurang dari 500 dapat mengalami migrasi ke dalam makanan. Hasil percobaan menunjukkan untuk pelarut aquadest, Global Migrasi terbesar terdapat pada sampel bungkus permen, mika, plastik roti, dan plastik gula. Sedangkan dengan pelarut asam asetat 4%, Global Migrasi terbesar pada plastik gula, mika, bungkus permen dan plastik roti.
Pergerakan dan perpindahan molekul-molekul kecil dari kemasan plastik berlangsung secara difusi melalui sorpsi. Pergerakan kinetik dari molekul-molekul seperti halnya monomer sangat tergantung pada keadaan dan konsentrasi zat-zat yang termigrasi serta sifat plastiknya sendiri, yaitu apakah plastik transparan (glassy) atau opague (rubbery). Proses sorpsi dan pergerakan molekul-molekul kecil dalam polimer yang glassy lebih rumit.
Percobaan yang kedua adalah Penentuan Gramatur dan Densitas kemasan. Gramatur adalah nilai yang menunjukkan bobot bahan per satuan luas bahan (g/m2). Sedangkan Densitas adalah nilai yang menunjukkan bobot bahan per satuan volume (g/m3). Sampel yang digunakan pada percobaan ini adalah bungkus rokok, kertas minyak, kardus susu dan kertas gelombang. Sampel kemasan dipotong 10 x 10 cm sebanyak 3 buah. Masing-masing ditimbang dan diukur tebalnya pada 5 tempat dengan jangka sorong dan dirata-rata. Gramatur dapat diketahui dengan membagi berat kemasan dengan luasnya.. Semakin berat kemasan maka semakin besar gramaturnya. Gramatur terbesar terdapat pada terdapat pada kardus susu, kemudian kertas gelombang, kertas minyak dan bungkus rokok Densitas diperoleh dari gramatur dibagi dengan rerata tebal kemasan. Densitas terbesar terdapat pada kardus susu, diikuti kertas minyak, bungkus rokok dan kertas gelombang. Nilai Densitas pada kardus susu tinggi karena sampel tersebut memiliki berat yang tinggi dan volumenya kecil atau dapat juga gramaturnya besar sedangkan rerata tebalnya kecil.
Penentuan Gramatur dan Densitas kemasan sangat berguna untuk efisiensi proses pengemasan. Dengan mengetahui Gramatur dan Densitas kita dapat memilih kemasan yang paling tepat dan efisien untuk mengemas produk. Pada umumnya kemasan yang memiliki kemampuan proteksi yang lebih besar terhadap suhu, gas, cahaya, dan tekanan.

Percobaan berikutnya adalah Penentuan Ketahanan Jatuh kemasan gelas plastik untuk minuman. Ketahanan jatuh menyatakan ketahanan kemasan untuk tidak rusak (bocor, pecah, maupun retak) setelah dijatuhkan dari ketinggian minimal 75 cm. Salah satu syarat kemasan yang digunakan untuk mengemas produk makanan dan minuman adalah dapat melindungi produk dari kerusakan baik itu kerusakan kimiawi, biologis, maupun fisik (mekanik). Contoh pengujian kemasan terhadap kerusakan fisik yang mungkin terjadi adalah pengujian Ketahanan Jatuh. Sampel yang digunakan adalah air minum dalam kemasan sebanyak 16 buah. Mula-mula 8 buah sampel dijatuhkan bebas dari ketinggian 75 cm, diamati hasil jatuhan secara visual ada tidaknya kerusakan. Bila dari 8 buah sampel tersebut terdapat 3 buah atau lebih yang rusak maka tidak memenuhi syarat lulus uji dan tidak dilakukan pengujian lagi. Namun bila dari 8 sampel tersebut terdapat 1 atau 2 buah rusak, maka dilakukan pengujian terhadap 8 gelas plastik yang lain. Gelas plastik dinyatakan lulus uji jika dari 16 sampel yang diuji maksimal yang rusak 3 buah. Dari percobaan dapat dinyatakan bahwa kedua jenis minuman dalam kemasan tersebut lulus uji. Walaupun kedua jenis sampel tersebut lulus uji, namun bila dibandingkan antara keduanya kemasan merk Aqua ketahanan jatuhnya lebih baik daripada kemasan merk Atlantik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar